Langsung ke konten utama

Inti Tugas Manusia Sepanjang Hidupnya di Kerajaan Tuhan

Tugas kita sebagai manusia di kerajaan langit dan bumi ini, hanya mengingat Tuhan sebagai Pemiliknya, memujaNya, lalu taat dan patuh mengabdi padaNya. Tentang apa hasilnya dari segala perbuatan kita itu, bukan lagi hak kita. Tak layak dan tidak sopan upah dari semua itu kita bayangkan dan harapkan. Apalagi memintanya. Sepenuhnya itu adalah hak dan wewenang mutlak Tuhan sebagai Pemilik kerajaanNya. Apakah kita akan diberi hadiah atau tidak, atau akan diperlakukanNya seperti apa, kita menyerah saja. Tidak boleh cerewet dan banyak cincong. Kita sebagai budakNya harus tawadhu, tertunduk  malu dan pasrah saja dihadapanNya.

Karena memang untuk itulah tujuan Tuhan menciptakan kita sebelumnya. Dia ingin kita kenali. Lalu setelah mengenalNya, Dia ingin kita memujiNya. Lalu taat dan patuh padaNya. Tentang apapun yang kita butuhkan selama hidup di dunia ini, Dia sudah berjanji untuk mencukupinya. Begitu juga dengan berbagai kesulitan yang kita hadapi, dia pun sudah berjanji akan mengurusinya. Tapi bagaimana cara Tuhan melakukan semua itu, tak perlu kita pikirkan. Dia punya caraNya sendiri yang tak sanggup kita bayangkan. Itu rahasia Tuhan. Dan itu juga sangat mudah bagiNya. Tapi dengan syarat, tugas kita tersebut, harus kita lakukan dengan tulus tanpa pamrih sedikitpun padaNya. Jika tidak, maka Dia bisa murka pada kita.

"Aku adalah Khazanah Tersembunyi, dan Aku rindu untuk dikenal. Lalu Aku ciptakan alam ciptaan sehingga Aku dikenal." (Hadits Qudsi)

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS. Az-Zariyat – 56)

“Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud: 6)

“Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Ash-Sharh: 5)

“Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS. Al-Ankabut: 69)

“Setiap hari Dia (Allah) menangani segala urusan” (QS. Ar-Rahman: 29)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mesin Produksi dan Cara Kerja Riya (Gila Pamer) dalam Diri Kita

Jika hati kita memang condong pada pencitraan diri, maka basa basi, kepura-puraan, kemunafikan dan sejenisnya akan otomatis menjadi pakaian kepribadian kita. Mau dipoles, dibelokkan dan ditutup dengan cara apapun, isinya akan tetap sama. Tak kan beranjak dari dusta. Dan itu termasuk salah satu jenis penyakit hati, yaitu ambisi untuk bermegah-megah diri dan riya atau gila pamer.

Ciri-ciri Orang yang Menipu Tuhan

Tidak semua orang yang rajin beribadah itu adalah orang yang beriman pada Tuhan. Umumnya mereka adalah orang yang menipu Allah. Mereka melakukan semua itu hanya untuk bersiul dan membanggakan diri. Mereka menggunakan ibadah itu sebagai perhiasan dirinya di hadapan orang lain. Sedang hatinya, buta dan tuli terhadap Allah. Termasuk tidak semua yang berbicara tentang Tuhan dan agama Allah itu adalah orang yang beriman pada Tuhannya. Umumnya mereka juga menggunakan hal itu sebagai hiasan dirinya dihadapan orang lain. Mereka gunakan itu untuk saling berbantah-bantah. Atau untuk saling bermegah-megah diri dengan sedikit ilmu yang mereka dapatkan. Mereka yang demikian adalah orang-orang yang berdusta. Mereka sibuk mengejar kemegahan dunia dengan menjual agama Allah. Tidak ada yang bersamayam di hati mereka kecuali hanya mabuk mengejar kemegahan duniawinya. Atau untuk memuaskan selera hawa nafsunya. Begitu juga dengan mereka yang melarikan diri pada Allah karena tak tahan menerima kepe...

Sebab dan Tujuan Saya Membuat Blog Wasilun Ini

Sejak saya masuk Islam, akhir Mei 2024, saya sering menuliskan renungan dan munajat spiritual saya di Sosmed seperti Facebook dan WhatsApp. Saya sebut masuk Islam, bukan berarti sebelumnya saya beragama lain. KTP saya sejak lahir Islam. Tapi seingat saya sejak tahun 2000-an, kesadaran saya sudah atheistik. Tak percaya lagi akan adanya Tuhan. Baru pada akhir Mei 2024 itu, secara tiba tiba diluar dugaan saya, saya benar benar meyakini bahwa Tuhan itu ada. Dan bahwa Nabi Muhammad itu benar benar utusan Allah. Itu disebabkan oleh pengalaman yang sangat tragis dalam hidup saya. Tentang ini saya tulis pada postingan lain. Intinya saya akui, bahwa saya baru benar benar syahadat dari hati saya, adalah saat itu. Maka sejak saat itu, setiap usai Sholat hingga menangis, saya sering menuliskan renungan dan munajat saya di Facebook dan WhatsApp. Tapi respon orang, tak seperti yang saya bayangkan. Umumnya datar alias tak menggubrisnya. Bahkan saya juga jadi bahan cibiran dan bullyan dari tem...