Kadang
sesuatu yang kita anggap masalah, hingga kita merasa tersiksa karenanya, bisa
jadi sesungguhnya itu bukan sebuah masalah. Tapi kita sendiri yang merasa bahwa
itu benar benar sebuah masalah yang rumit, menyusahkan dan menyakitkan.
Meskipun kita sudah bersusah payah memikirkan dan mengurusnya, tetap saja semua
itu tak berubah.
Begitulah cara Tuhan menguji maupun merajam kita. DibuatNya segala sesuatu
tampak dan terasa sebagai masalah bagi kita, sehingga kita serasa dikepung oleh
banyak hal dalam hidup kita. Ibaratnya ditempelkan Tuhan kaca mata rusak untuk
kita. Sehingga kemana pun kita memandang, yang terlihat hanya ketidakberesan
dalam penglihatan kita.
Sebaliknya giliran Tuhan sedang melapangkan kita, maka apapun jadi tak masalah
bagi kita. Walaupun sebenarnya begitu banyak masalah yang menimpa kita. Tapi
semua itu sama sekali tidak membuat kita merasa susah. Hidup ini jadi terasa
lapang bagi kita. Rasanya apa yang kita miliki dengan berbagai kondisi, langsung
cukup bahkan terasa memuaskan bagi kita tanpa perlu ditambah dan dikurangi
dengan apapun lagi.
Intinya bila
direnungkan,
Sebenarnya damai
tidaknya hati kita, bukan tergantung pada ada atau tidaknya masalah dalam hidup
kita. Tapi apakah diri kita sedang dirahmati Allah atau tidak. Jika rahmat
Tuhan lagi melimpah untuk diri kita, maka hidup kita akan terasa mudah dan
lapang begitu saja.
Begitu juga
sebaliknya. Jika murka atau laknat Tuhan lagi menimpa diri kita, maka
apapun bisa jadi masalah dan bencana bagi kita tanpa kita duga, tanpa kita
mengerti apa sebabnya dan sekaligus tanpa ada obatnya.
Karena
itulah kunci semuanya terletak pada iman kita pada Tuhan. Apakah hati kita
percaya, bahwa yang bekerja dalam hidup kita, tanpa kita sadari sesungguhnya adalah
kehendak dan takdir Tuhan yang tak bisa ditembus dengan cara apapun. Baik untuk
hal hal yang terlihat secara zahir, maupun untuk hal yang tersembunyi seperti
kondisi bathin atau suasana hati kita.
“Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa
di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam
Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi
Allah”. (QS. Al Hadid: 22)
“Hati manusia berada di antara dua jari Allah dan Dia
membolak-balikkannya sesuai dengan kehendak-Nya.” (HR: At-Tirmidzi)
"Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.
Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan
keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah
mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” ( QS. At-Talaq: 3)
Komentar
Posting Komentar