Ketika aku kecewa,
sedih, bahkan sakit hati karena orang lain, Engkaulah yang bermain dibalik
semua itu. Engkaulah yang membuat diriMu bertingkah melalui orang itu di
hadapanku. Dan Engkau juga yang merespon murung dan negatif terhadap orang itu
melalui diriku.
Itu sebabnya betapapun aku bersikeras untuk menolak diriku agar tidak murung, sedih dan sakit hati, tidak bisa. Apalagi berharap dan bersikeras ingin mengubah perlakuan orang itu terhadapku. Karena kunci pandora semuanya adalah pada Engkau. Jika Engkau ingin murung, sedih dan sakit hati melalui diriku, maka itulah yang aku rasakan. Bagaimana pun aku tak kan bisa keluar dari perasaan seperti itu.
Tapi jika
Engkau berkehendak, agar orang itu berubah sikapnya padaku, tanpa aku berharap
dan bertindak apapun, dia juga akan berubah dengan sendirinya. Karena Engkaulah
yang mengubahnya, dalam arti, Engkau mengubah diriMu sendiri melalui orang itu.
Tapi jika
Engkau berkehendak, agar orang itu berubah sikapnya padaku, tanpa aku berharap
dan bertindak apapun, dia juga akan berubah dengan sendirinya. Karena Engkaulah
yang mengubahnya, dalam arti, Engkau mengubah diriMu sendiri melalui orang itu.
Begitupun dengan responku. Mau aku berjuang atau tidak, jika giliran Engkau sudah menghendaki aku berubah, maka responku juga akan berubah dengan sendirinya tanpa susah payah. Karena Engkau sendiri yang sudah bekehendak mengubah diriMu melalui diriku.
Intinya,
Tak ada yang bisa kuperbuat selain hanya menyerah. Menyerah total padaMu. Jika Engkau
kehendaki aku diam, maka diamlah aku. Tapi jika Engkau kehendaki aku berbuat
sesuatu, maka berbuatlah diri ini tanpa dapat kutahan. Begitulah tentang apapun
terhadap diriku, siapapun dan apapun. Semua tak punya pilihan. Mau setuju tidak
setuju, atau suka suka tidak suka, atau lagi rela tidak rela, akan tetap dipaksa
tunduk pada kehendak dan perbuatanMu sendiri.
Karena itu jika aku masih punya keinginan apapun, atau menolak dan protes terhadap apapun, hanya sia-sia. Itu hanya akan menyiksa diriku sendiri. Jika aku tak tersiksa karena keinginanku karena ada keinginanku yang tercapai, itu hanya faktor kebetulan. Kebetulan apa yang kuinginkan, sejalan dengan apa yang Engkau kehendaki. Tapi jika tak sejalan, maka aku akan remuk sendiri.
Yang jadi
pertanyaan bagiku, siapakah aku ini?
Aku yang merasa ini. Aku yang berpikir ini. Aku yang menyaksikan Engkau ini.
Apakah aku
ini pikiranku?
Apakah aku ini perasaanku?
Apakah aku ini hatiku?
Apakah aku ini nafsuku?
Atau apa?
Itu yang belum kutemukan jawabannya.
O Tuhan ....
Engkau Maha Luar Biasa. Engkaulah Dzat yang Maha Kreatif. Semakin kuselami tentang diriMu, semakin aku terpesona dan sekaligus merasa tak berdaya. Setiap satu misteri tentangMu terjawab, maka berbagai misteri lain tentangMu serentak jadi menganga dengan sendirinya. Begitulah seterusnya.
Akhirnya kupilih untuk menyerah.
Aku rela pasrah padaMu Tuhan.
Karena tak ada gunanya aku bersikeras untuk begini dan begitu. Toh aku ini juga Engkau. Aku tak kan bisa seperti yang kuinginkan. Walaupun hingga kini kuakui, untuk bisa selalu sadar begitu, minta ampun sulitnya. Tetap saja aku masih sering merasa diriku ini adalah aku, alias bukan Engkau. Ampuni hamba ya Allah.
Komentar
Posting Komentar