Jika saya berbuat sesuatu untuk berharap pengakuan, pujian atau penghargaan dan pertolongan dari orang lain, berarti Tuhan saya adalah manusia atau mahkluk. Tapi jika bukan karena itu, tapi untuk diri saya sendiri, berarti Tuhan saya adalah hawa nafsu saya sendiri. Jika tak satu pun dari keduanya, berarti saya tak sadarkan diri. Tapi jika apapun yang saya lakukan, hanya saya tujukan untuk Tuhan, maka baru Tuhan saya benar benar Tuhan. Tapi itu yang maha sulit. Jika mudah, tentu semua orang akan beriman dan terhubung dengan Tuhannya.
Tidak semua orang yang rajin beribadah itu adalah orang yang beriman pada Tuhan. Umumnya mereka adalah orang yang menipu Allah. Mereka melakukan semua itu hanya untuk bersiul dan membanggakan diri. Mereka menggunakan ibadah itu sebagai perhiasan dirinya di hadapan orang lain. Sedang hatinya, buta dan tuli terhadap Allah. Termasuk tidak semua yang berbicara tentang Tuhan dan agama Allah itu adalah orang yang beriman pada Tuhannya. Umumnya mereka juga menggunakan hal itu sebagai hiasan dirinya dihadapan orang lain. Mereka gunakan itu untuk saling berbantah-bantah. Atau untuk saling bermegah-megah diri dengan sedikit ilmu yang mereka dapatkan. Mereka yang demikian adalah orang-orang yang berdusta. Mereka sibuk mengejar kemegahan dunia dengan menjual agama Allah. Tidak ada yang bersamayam di hati mereka kecuali hanya mabuk mengejar kemegahan duniawinya. Atau untuk memuaskan selera hawa nafsunya. Begitu juga dengan mereka yang melarikan diri pada Allah karena tak tahan menerima kepe...
Komentar
Posting Komentar