Langsung ke konten utama

Tasawuf atau Hidup Makrifah: Sebuah Jalan Sunyi

 

Jalan spiritual, adalah jalan yang sunyi. Apalagi spiritualitasnya tasawuf atau jalan makrifah. Karena cara berpikir, sistem keyakinan dan cara hidup yang ditempuh pelakunya, bukan jalan hidup yang lazim seperti kebanyakan manusia.

Hidup mereka, sepenuhnya dalam rangka menuju Tuhan. Yang ada dalam hatinya, hanya Tuhan. Meski tubuh zahirnya bergumul dengan berbagai aktivitas lahiriah, tapi idtikad hatinya, tetap bersama Tuhan dan untuk Tuhan. Tak pernah apapun yang dilakukannya, dalam rangka untuk memuaskan seleranya, obsesi keduniawiannya dan sejenisnya. Cita-cita mereka, full Allah. Sebuah pendakian menuju dimensi bathin.

Nah siapa di zaman seperti sekarang yang menempuh jalan hidup seperti itu? Sulit dicari. Yang terjadi dimana-mana, hidup manusia adalah saling berpacu, berlomba-lomba dan saling bermegah-megah untuk kehidupan dunia. Jika zahirnya tampak menjalankan ritual agama dengan berbagai atribut, simbol dan ritual, tapi tujuannya biasanya juga tetap dalam rangka untuk mengintai kehidupan dunia. Tuhan didekati, hanya untuk mengincar berbagai kemudahan dan kemegahan hidup. Bukan untuk Tuhan itu sendiri.

Itu sebabnya bagi seorang Salik, seorang penempuh menuju Tuhan, kehidupan dunia ini adalah sebuah neraka. Sebuah penjara bathin. Hidupnya seperti burung dalam sangkar. Tubuhnya dikurung oleh hawa nafsu dan setan, tapi hatinya ingin terbang ke alam malakut menuju Tuhan. Kemanapun dia pergi, yang terlihat hanya krasak krusuk perlombaan.  Nyaris tak ada teman untuk jalan bersama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ciri-ciri Orang yang Menipu Tuhan

Tidak semua orang yang rajin beribadah itu adalah orang yang beriman pada Tuhan. Umumnya mereka adalah orang yang menipu Allah. Mereka melakukan semua itu hanya untuk bersiul dan membanggakan diri. Mereka menggunakan ibadah itu sebagai perhiasan dirinya di hadapan orang lain. Sedang hatinya, buta dan tuli terhadap Allah. Termasuk tidak semua yang berbicara tentang Tuhan dan agama Allah itu adalah orang yang beriman pada Tuhannya. Umumnya mereka juga menggunakan hal itu sebagai hiasan dirinya dihadapan orang lain. Mereka gunakan itu untuk saling berbantah-bantah. Atau untuk saling bermegah-megah diri dengan sedikit ilmu yang mereka dapatkan. Mereka yang demikian adalah orang-orang yang berdusta. Mereka sibuk mengejar kemegahan dunia dengan menjual agama Allah. Tidak ada yang bersamayam di hati mereka kecuali hanya mabuk mengejar kemegahan duniawinya. Atau untuk memuaskan selera hawa nafsunya. Begitu juga dengan mereka yang melarikan diri pada Allah karena tak tahan menerima kepe...

Mesin Produksi dan Cara Kerja Riya (Gila Pamer) dalam Diri Kita

Jika hati kita memang condong pada pencitraan diri, maka basa basi, kepura-puraan, kemunafikan dan sejenisnya akan otomatis menjadi pakaian kepribadian kita. Mau dipoles, dibelokkan dan ditutup dengan cara apapun, isinya akan tetap sama. Tak kan beranjak dari dusta. Dan itu termasuk salah satu jenis penyakit hati, yaitu ambisi untuk bermegah-megah diri dan riya atau gila pamer.

Sebab dan Tujuan Saya Membuat Blog Wasilun Ini

Sejak saya masuk Islam, akhir Mei 2024, saya sering menuliskan renungan dan munajat spiritual saya di Sosmed seperti Facebook dan WhatsApp. Saya sebut masuk Islam, bukan berarti sebelumnya saya beragama lain. KTP saya sejak lahir Islam. Tapi seingat saya sejak tahun 2000-an, kesadaran saya sudah atheistik. Tak percaya lagi akan adanya Tuhan. Baru pada akhir Mei 2024 itu, secara tiba tiba diluar dugaan saya, saya benar benar meyakini bahwa Tuhan itu ada. Dan bahwa Nabi Muhammad itu benar benar utusan Allah. Itu disebabkan oleh pengalaman yang sangat tragis dalam hidup saya. Tentang ini saya tulis pada postingan lain. Intinya saya akui, bahwa saya baru benar benar syahadat dari hati saya, adalah saat itu. Maka sejak saat itu, setiap usai Sholat hingga menangis, saya sering menuliskan renungan dan munajat saya di Facebook dan WhatsApp. Tapi respon orang, tak seperti yang saya bayangkan. Umumnya datar alias tak menggubrisnya. Bahkan saya juga jadi bahan cibiran dan bullyan dari tem...