Langsung ke konten utama

Maqom Spiritual yang Saya Rindukan: Menjadi Sampah yang tak Berguna

 

Ini sesuatu yang paling mewah untuk orang seperti saya hingga saat ini. Yaitu merasa diri hanya sampah yang tak berguna. Sehingga saya tak perlu untuk dihargai apalagi disanjung oleh siapapun. Tak layak untuk merasa tersinggung, apalagi merasa sakit hati ketika disindir, dikritik, dihardik dan dihina oleh siapapun.

Tapi itu yang belum saya miliki. Harga diri saya masih tinggi. Buktinya, saya masih sensitif. Masih sering merasa sedih, kecewa, tersinggung dan jengkel pada orang lain secara diam-diam. Ego saya, masih lapar. Diam diam masih berhasrat pada manusia. Masih berharap pada mahkluk. Masih berharap penerimaan dari orang lain. Masih berharap agar orang mengerti saya. Masih berharap agar orang mengakui apa yang saya anut. Dan sejenisnya.

Itu yang sangat menjijikkan dari diri saya. Sholat saya, doa doa saya, dan tangis spiritual saya pada Tuhan, terasa percuma gara gara itu. Rasanya sangat memalukan. Iman macam apa ini? Sedang saya sadar, yang berharga, hanya Tuhan. Selain Tuhan, hakikatnya sama sekali tak berharga. Dan tak layak minta dihargai. Tapi justru itulah yang terjadi pada saya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ciri-ciri Orang yang Menipu Tuhan

Tidak semua orang yang rajin beribadah itu adalah orang yang beriman pada Tuhan. Umumnya mereka adalah orang yang menipu Allah. Mereka melakukan semua itu hanya untuk bersiul dan membanggakan diri. Mereka menggunakan ibadah itu sebagai perhiasan dirinya di hadapan orang lain. Sedang hatinya, buta dan tuli terhadap Allah. Termasuk tidak semua yang berbicara tentang Tuhan dan agama Allah itu adalah orang yang beriman pada Tuhannya. Umumnya mereka juga menggunakan hal itu sebagai hiasan dirinya dihadapan orang lain. Mereka gunakan itu untuk saling berbantah-bantah. Atau untuk saling bermegah-megah diri dengan sedikit ilmu yang mereka dapatkan. Mereka yang demikian adalah orang-orang yang berdusta. Mereka sibuk mengejar kemegahan dunia dengan menjual agama Allah. Tidak ada yang bersemayam di hati mereka kecuali hanya mabuk mengejar kemegahan duniawinya. Atau untuk memuaskan selera hawa nafsunya. Begitu juga dengan mereka yang melarikan diri pada Allah karena tak tahan menerima kepe...

Mesin Produksi dan Cara Kerja Riya (Gila Pamer) dalam Diri Kita

Jika hati kita memang condong pada pencitraan diri, maka basa basi, kepura-puraan, kemunafikan dan sejenisnya akan otomatis menjadi pakaian kepribadian kita. Mau dipoles, dibelokkan dan ditutup dengan cara apapun, isinya akan tetap sama. Tak kan beranjak dari dusta. Dan itu termasuk salah satu jenis penyakit hati, yaitu ambisi untuk bermegah-megah diri dan riya atau gila pamer.

Sebab dan Tujuan Saya Membuat Blog Wasilun Ini

Sejak saya masuk Islam, akhir Mei 2024, saya sering menuliskan renungan dan munajat spiritual saya di Sosmed seperti Facebook dan WhatsApp. Saya sebut masuk Islam, bukan berarti sebelumnya saya beragama lain. KTP saya sejak lahir Islam. Tapi seingat saya sejak tahun 2000-an, kesadaran saya sudah atheistik. Tak percaya lagi akan adanya Tuhan. Baru pada akhir Mei 2024 itu, secara tiba tiba diluar dugaan saya, saya benar benar meyakini bahwa Tuhan itu ada. Dan bahwa Nabi Muhammad itu benar benar utusan Allah. Itu disebabkan oleh pengalaman yang sangat tragis dalam hidup saya. Tentang ini saya tulis pada postingan lain. Intinya saya akui, bahwa saya baru benar benar syahadat dari hati saya, adalah saat itu. Maka sejak saat itu, setiap usai Sholat hingga menangis, saya sering menuliskan renungan dan munajat saya di Facebook dan WhatsApp. Tapi respon orang, tak seperti yang saya bayangkan. Umumnya datar alias tak menggubrisnya. Bahkan saya juga jadi bahan cibiran dan bullyan dari tem...