Mengeluh
sekaligus minta-minta pada Tuhan, berbeda dengan berdoa pada Tuhan. Sederhananya
berdoa adalah berharap dan memohon pada Tuhan. Yang namanya berharap dan
memohon, bukan memaksa Tuhan. Bukan mendikte Tuhan agar memenuhi segala selera
atau keinginan kita. Tapi justru kita sadar akan posisi kita sebagai hamba
dihadapan Tuhan. Lalu kita butuh pertolongan dari Tuhan.
Jadi doa itu adalah kata lain dari ekspresi sikap dan adab merendahkan diri di
hadapan Tuhan. Isak kefakiran dan kepapaan kita dihadapan Tuhan. Tanpa minta ganti rugi apapun. Tanpa memaksa
Tuhan harus bereaksi begini dan begitu untuk kita. Karena kita sadar, bahwa
dibalik setiap cobaan yang diberikan Tuhan untuk kita, pasti ada rahmat
tersembunyi yang akan diberikan Tuhan seusdahnya. Jadi penderitaan itu tidak
dihayati sebagai siksaan atau sikap pilih kasih Tuhan. Melainkan sebagai nikmat
terbalik dari Tuhan untuk kita.
“Ya Tuhanku. Aku sadar ini cobaan berat dariMu untukku. Aku hanya berharap kemurahanMu
ya Allah. Berilah aku kesanggupan untuk menerima dan melewatinya”.
Sedang
mengeluh dan minta-minta pada Tuhan adalah kata lain dari protes dan rewel pada
Tuhan. Kita tidak terima apa yang diberikan Tuhan untuk kita. Kita menolak
diberi cobaan oleh Tuhan. Lalu protes agar semua itu segera dihilangkan Tuhan dari
diri kita.
“Kenapa Engkau jadikan aku begini ya Tuhan? Apa salahku hingga aku disiksa sekejam
ini? Kenapa bukan cobaan yang lain yang Engkau berikan padaku? Lalu kenapa si
Anu Engkau biarkan enak-enak saja tanpa cobaan seperti ini dariMu? Padahal
mereka justru .... Sedang aku justru ....
Jadi tolonglah aku ya Tuhan. Keluarkanlah aku dari penderitaan ini. Atau
gantilah dengan penderitaan lain yang tidak seberat ini“
Sadarilah.
Kita tidak
berhak mempertanyakan Tuhan. Apalagi mengatur Tuhan. Karena Tuhan itu adalah
Dzat yang Maha Sempurna. Begitu juga dengan kehendak dan perbuatanNya, juga
otomatis akan Maha Sempurna. Yang cacat, hanya pengetahuan dan pemahaman kita
tentang itu. Akal kita tak mampu memahami rahasia dibalik setiap kehendak dan perbuatan
Tuhan untuk kita.
Artinya kita mau protes dan minta minta hingga menangis darah pun, sama sekali tidak akan bisa mengubah apa yang sudah jadi ketentuan atau takdir Tuhan untuk kita. Jadi apapun yang dilakukan Tuhan terhadap kita, sebenarnya tak ada pilihan bagi kita selain hanya menerimanya. Setuju tidak setuju, suka tidak suka, rela tidak rela, tetap saja apa yang Dia kehendaki yang akan terjadi dalam hidup ini. Karena memang Dialah Pemilik kerajaan langit dan bumi ini.
“(Allah) tidak ditanya tentang apa yang Dia kerjakan, tetapi
merekalah yang akan ditanya.” (QS Al-Anbiya : 23)
“Mengapa mereka mencari agama selain agama
Allah? Padahal, hanya kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi berserah
diri, baik dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka
dikembalikan”. (QS Ali Imran : 83)
Intinya jika
hati kita menolak kenyataan apapun yang menimpa kita, maka kita akan 3 kali tersiksa.
Pertama tersiksa secara zahir. Dan kedua tersiksa secara bathin. Itulah neraka yang
kita tanggung saat hidup di dunia. Lalu sebagai kelanjutannya, gara-gara kita
tidak rela atau tidak ridho atas semua itu dimana itu adalah kehendak Tuhan
juga untuk kita, maka di akhirat nanti kita juga akan disiksa lagi oleh Tuhan.
Tapi jika kita menerimanya dengan tulus dalam hati, maka yang susah, hanya tubuh kita secara zahir. Tapi hati kita tidak. Bahkan bisa terjadi keajaiban diluar perkiraan kita. Penderitaan itu bisa disulap Tuhan menjadi kelezatan secara spiritual. Itulah sorga tersembunyi yang dilimpahkan Tuhan untuk kita. Lalu karena kita ridho seperti itu selama hidup di dunia, maka di akherat pun sebagai hadiahnya kita juga akan diberi nikmat (surgawi) oleh Tuhan.
Komentar
Posting Komentar