Bila Tuhan memang berkehendak mempertemukan hati kita dengan seseorang, baik dengan suami, dengan isteri, dengan anak, dengan orang tua, dengan saudara, dengan tetangga, dengan teman, atau dengan siapapun, maka akan ada saja pemicu yang akan membuat hubungan kita dengan mereka jadi cair tanpa kita sangka-sangka. Tanpa kita harus bersusah payah mencari-cari momen, memaksakan diri dan seterusnya agar itu bisa terjadi. Semua akan jadi lancar dan mulus begitu saja dengan sendirinya.
Begitu juga
sebaliknya.
Jika Tuhan memang berkehendak memisahkan hati kita dengan seseorang, maka juga
akan selalu saja ada pemicu tak terduga yang akan membuat itu terjadi. Misalnya
kita jadi tak tertarik lagi, mendadak benci dan sakit hati, atau mungkin jadi
iri, dengki dan dendam terhadap orang tersebut. Siapapun mereka. Atau jika
penyebabnya bukan datang dari diri kita, maka juga akan muncul saja perlakuan
yang sama pada orang tersebut terhadap diri kita.
Intinya
hubungan kita dengan orang tersebut, akhirnya akan berubah jadi renggang, dingin,
bahkan jadi saling benci dan musuhan dengan sendirinya. Bagaimana pun kita
berusaha untuk memperbaikinya, tetap saja akhirnya tidak bisa. Ada saja sebab-sebab yang akan menghalanginya.
Kalau pun sempat membaik, tapi itu hanya berlangsung sesaat lalu akhirnya
kembali lagi seperti sebelumnya.
Itu artinya,
Kita sebagai manusia, sesungguhnya tak punya daya dan kekuatan apapun terhadap
diri kita sendiri. Apalagi terhadap orang lain. Tuhanlah yang mengatur
segalanya tanpa kita sadari. Segala sikap, tindakan dan dinamika perasaan kita
sendiri, adalah akibat dari kendali Tuhan dari balik layar. Bukan terjadi
secara otonom atas kemauan kita sendiri dan siapapun tanpa campur tangan Tuhan.
Karena
itulah apapun yang terjadi pada diri kita dalam hal hubungan kita dengan
siapapun, tak ada yang bisa kita banggakan apalagi kita sombongkan jika semua
berjalan mulus dan lancar. Termasuk sebaliknya juga tak ada yang perlu kita sedihkan jika hubungan
kita lagi memburuk dengan siapapun. Karena toh semuanya juga bukan atas kendali
penuh kita sebagai hamba Tuhan. Dialah Dzat yang Maha Kuasa dan yang Maha
Mengatur atas semua itu.
Yang bisa dan paling tepat kita lakukan adalah, berserah diri pada Tuhan. Rela
pasrah atas segala tarian kehendakNya terhadap diri kita. Lalu bersikap tawadhu
pada Tuhan. Di hadapanNya, kita tak bisa lari kemana-mana. Apapun yang terjadi
dengan diri kita dan siapapun, pada hakikatnya hanya bergantung pada kehendakNya.
Komentar
Posting Komentar