Jika
setelah mendekatkan diri pada Tuhan yang kita rasakan adalah, jadi benci
terhadap mereka yang tak peduli dengan Tuhan, lalu sibuk mencela mereka dalam
hati sambil merasa diri kita telah lebih baik dari mereka, maka sadarilah, itu
adalah jebakan hawa nafsu dan bisikan Iblis. Sama sekali bukan tanda-tanda bahwa
perjalanan spiritual kita telah naik.
Kondisi
bathin kita yang seperti itu biasanya akan terasa menyiksa. Bahkan bisa lebih
menyiksa dibanding sebelum kita mendekatkan diri pada Tuhan.
Tanda
kenaikan perjalanan spiritual setelah mendekatkan diri pada Tuhan, justru
kebalikannya. Hati kita jadi teduh. Bahkan bisa remuk redam. Rasa sedih campur
haru yang tak dimengerti. Efeknya kita jadi tak berani bahkan jadi hiba untuk menghakimi
orang lain meskipun hanya dalam hati. Karena tergeraknya hati kita untuk
mendekatkan diri pada Tuhan dirasakan bukan sebuah prestasi yang bisa kita banggakan
apalagi sombongkan. Karena itu terjadi bukan atas jerih payah kita sendiri. Tapi
adalah berkat pemberian dari Tuhan. Sebuah warid atau rahmat Tuhan untuk diri kita.
Karena itulah kita jadi hiba terhadap siapapun yang belum diberi Tuhan hal yang
sama seperti kita. Maka dalam kondisi bathin seperti itulah kita baru bisa
tergerak untuk mendoakan orang lain dengan tulus, agar mereka juga mendapatkan
kemurahan Tuhan seperti yang kita alami.
Tapi untuk bisa selamat dari jebakan spiritual seperti itu memang tidak mudah. Karena tipuan hawa nafsu dan bisikan Setan itu begitu halus. Karena itulah kita harus selalu waspada dan mohon perlindungan pada Tuhan, agar kita tidak terjebak dalam ujian pendakian rohani tahap awal seperti itu. Dan sekaligus itu sebagai bukti, bahwa sekejap pun kita sebenarnya tak boleh lepas dari Tuhan. Hati kita harus selalu digantungkan padaNya. Harus selalu bersandar total hanya padaNya. Karena tanpa bimbingan langsung dari Tuhan, kita tak kan pernah bisa selamat. Kita tak punya daya dan kekuatan apapun sama sekali untuk itu.
Komentar
Posting Komentar